Kura-kura darat sejati (bahasa Inggris: tortoise) adalah sebuah famili, Testudinidae, di bawah ordo Testudinata (kura-kura).[1] Kura-kura darat sejati memiliki batok yang digunakan sebagai pelindung dari predator. Bagian atas dari batok tersebut, karapaks terhubung dengan badannya, plastron.
Kura-kura darat sejati memiliki ukuran yang beragam, mulai dari beberapa sentimeter hingga dua meter. Mereka umumnya merupakan hewan diurnal dengan kecenderungan menjadi krepuskular tergantung suhu lingkungan. Kura-kura darat sejati adalah hewan darat yang memiliki umur paling panjang. Kura-kura galapagos misalnya tercatat dapat hidup hingga lebih dari 150 tahun, dan kura-kura raksasa Aldabra bernama Adwaita hidup selama kurang lebih 255 tahun.[2] Kebanyakan spesies kura-kura darat sejati umumnya dapat hidup selama 80-150 tahun.[3]
Kura-kura darat sejati adalah suku kura-kura dengan banyak anggota yang tersebar luas di seluruh dunia. Indonesia sendiri memiliki dua spesies asli, yaitu baning Sulawesi (Indotestudo forsteni), dan baning cokelat (Manouria emys).
Kura-kura darat sejati (bahasa Inggris: tortoise) adalah sebuah famili, Testudinidae, di bawah ordo Testudinata (kura-kura). Kura-kura darat sejati memiliki batok yang digunakan sebagai pelindung dari predator. Bagian atas dari batok tersebut, karapaks terhubung dengan badannya, plastron.
Kura-kura darat sejati memiliki ukuran yang beragam, mulai dari beberapa sentimeter hingga dua meter. Mereka umumnya merupakan hewan diurnal dengan kecenderungan menjadi krepuskular tergantung suhu lingkungan. Kura-kura darat sejati adalah hewan darat yang memiliki umur paling panjang. Kura-kura galapagos misalnya tercatat dapat hidup hingga lebih dari 150 tahun, dan kura-kura raksasa Aldabra bernama Adwaita hidup selama kurang lebih 255 tahun. Kebanyakan spesies kura-kura darat sejati umumnya dapat hidup selama 80-150 tahun.
Kura-kura darat sejati adalah suku kura-kura dengan banyak anggota yang tersebar luas di seluruh dunia. Indonesia sendiri memiliki dua spesies asli, yaitu baning Sulawesi (Indotestudo forsteni), dan baning cokelat (Manouria emys).