Kasuari gelambir tunggal[3][4][5][6] (Casuarius unappendiculatus) merupakan sejenis burung berukuran besar yang tidak bisa terbang dari wilayah utara Pulau Papua. Hewan ini tersebar dan endemik di daerah rawa pesisir dan hutan hujan dataran rendah di Papua utara dan Pulau Yapen,[7] Batanta, dan Salawati.[8] Hewan ini memilih tinggal di bawah ketinggian 490 m (1610 ft).[2]
Burung ini memiliki bulu hitam yang keras dan kaku, kulit muka biru dan paruh mirip jengger di kepalanya. Bagian leher dan gelambir berwarna merah atau kuning terang. Kakinya berukuran besar dan kuat, dengan cakar mirip belati di jari dalam. Tidak ada perbedaan fisik antara jantan dan betina, namun rata-rata jantannya 30 hingga 37 kg (66 hingga 82 lb) lebih kecil daripada betina 58 kg (128 lb). Kasuari gelambir tunggal merupakan burung terberat di dunia setelah Burung unta. Bersama dengan kasuari gelambir-ganda, burung ini memiliki panjang 149 cm (4,89 ft) dan tinggi 1,5–1,8 m (4,9–5,9 ft).[2] Namun kasuari gelambir tunggal memiliki paruh yang sedikit lebih pendek antara 12 hingga 13,7 cm (4,7 hingga 5,4 in) sementara kakinya sedikit lebih panjang antara 28 hingga 33,2 cm (11,0 hingga 13,1 in).[2]
Kasuari gelambir tunggal (Casuarius unappendiculatus) merupakan sejenis burung berukuran besar yang tidak bisa terbang dari wilayah utara Pulau Papua. Hewan ini tersebar dan endemik di daerah rawa pesisir dan hutan hujan dataran rendah di Papua utara dan Pulau Yapen, Batanta, dan Salawati. Hewan ini memilih tinggal di bawah ketinggian 490 m (1610 ft).