Scaphium is a genus of about eight species of plants in the subfamily Sterculioideae of the family Malvaceae.[1] The name comes from the Greek, skaphion (σκάφιον), meaning a small boat like a skiff, and refers to the shape of the fruit.[2]
Scaphium is a genus of about eight species of plants in the subfamily Sterculioideae of the family Malvaceae. The name comes from the Greek, skaphion (σκάφιον), meaning a small boat like a skiff, and refers to the shape of the fruit.
Scaphium es un género con 12 especies de plantas de la subfamilia Sterculioideae dentro de la familia Malvaceae.
Scaphium es un género con 12 especies de plantas de la subfamilia Sterculioideae dentro de la familia Malvaceae.
Scaphium est un genre d'arbres tropicaux de la famille des Malvaceae, sous-famille des Sterculioideae.
Selon Catalogue of Life (19 juillet 2017)[1] :
Scaphium est un genre d'arbres tropicaux de la famille des Malvaceae, sous-famille des Sterculioideae.
Scaphium adalah nama marga pohon-pohon besar penghasil kayu, anggota suku Malvaceae. Marga ini menyebar terbatas di wilayah Asia Tenggara (Burma, Kamboja, Thailand, Semenanjung Malaya, Kalimantan, dan Sumatra, termasuk Bangka).[2]
Laman The Plant List memuat sebanyak 29 nama ilmiah tumbuhan dalam genus Scaphium, akan tetapi sejauh ini hanya sekitar 8 spesies yang diakui:[3]
Pohon-pohon marga Scaphium menghasilkan kayu yang lunak hingga keras-sedang, yang dalam perdagangan dikenal dengan nama kembang semangkok. Kayu ini memiliki bobot ringan hingga berat-sedang (densitasnya antara 515-760(-800) kg/m³ pada kadar air 15%). Berwarna kuning, cokelat kekuningan, hingga cokelat kelabu, kayu ini berurat keras atau bertautan dangkal, bertekstur kasar-sedang hingga kasar tidak rata. Karena adanya kandungan silika yang tinggi, kayu ini lekas menumpulkan gergaji. Kayu kembang semangkok juga tidak awet jika digunakan di luar ruangan atau jika bersentuhan langsung dengan tanah; daya tahannya buruk terhadap jamur kayu, dan kayu gubalnya rentan terhadap serangan rayap dan pulas biru (blue stain). Akan tetapi kayu ini relatif mudah dikerjakan dengan hasil baik, dan mudah pula diawetkan.[2]
Kayu kembang semangkok terutama digunakan untuk pembuatan venir dan kayu lapis. Kayu ini mudah dikupas dengan ketebalan beragam tanpa memerlukan perlakuan pendahuluan. Venir yang dihasilkannya dekoratif, licin dan liat, serta dapat direkatkan dengan mudah. Selain itu, kayu ini dapat digunakan sebagai panil-panil kayu interior dan bahan furniture; kotak-kotak kayu dan peti-peti pengemas; serta korek api.[2]
Scaphium menghasilkan buah bumbung (folliculus) yang memecah sebelum masak, membentuk semacam sayap yang serupa dengan bentuk perahu tertelungkup, dengan satu atau (jarang) sepasang biji yang melekat di pangkalnya.[4] Biji bersalut ini jika direndam di air akan menghasilkan bahan serupa jeli yang masam rasanya, yang akan memenuhi mangkuk tempat merendam (oleh karena itu, dinamai kembang semangkok). Jeli kembang semangkok ini, terutama dihasilkan dari buah Scaphium affine, dipakai sebagai obat tradisional untuk mengobati disentri, demam, seriawan,[5][6] sakit paru-paru, dan gangguan ginjal.[2]
Scaphium berarti sejenis sampan (Ingg.: skiff; It.: schifo), merujuk pada bentuk dinding buah bumbungnya apabila terbuka.[4]
Scaphium adalah nama marga pohon-pohon besar penghasil kayu, anggota suku Malvaceae. Marga ini menyebar terbatas di wilayah Asia Tenggara (Burma, Kamboja, Thailand, Semenanjung Malaya, Kalimantan, dan Sumatra, termasuk Bangka).
Scaphium Schott & Endl. è un genere di piante della famiglia delle Malvacee.[1]
Comprende le seguenti specie:[1]
Scaphium is een geslacht uit de kaasjeskruidfamilie.
Scaphium é um género botânico pertencente à família Malvaceae.
«Scaphium — World Flora Online». www.worldfloraonline.org. Consultado em 19 de agosto de 2020Scaphium là một chi chứa khoảng 8 loài thực vật có hoa trong phân họ Sterculioideae của họ Malvaceae.[1]
Scaphium là một chi chứa khoảng 8 loài thực vật có hoa trong phân họ Sterculioideae của họ Malvaceae.