Flowering from April to May; fruiting from August to September.
Sambucus javanica is close relative of Sambucus adnata, but differs from the latter in its non-red (vs. red) roots, with staminate and pistillate (vs. without staminate and pistillate) flowers.
Sambucus javanica is occurring Anhui, Fujian, Gansu, Guangdong, Guangxi, Guizhou, Hainan, Henan, Hubei, Hunan, Jiangsu, Jiangxi, Shaanxi, Sichuan, Taiwan, Xizang, Yunnan, Zhejiang of China, Cambodia, India, Indonesia, Japan, Laos, Malaysia, Myanmar, Philippines, Thailand, Vietnam.
Phylogeny of Sambucus were inferred from nucleotide sequences of the internal transcribed spacer (ITS) region of nuclear ribosomal DNA, preliminary morphology, and a combination of the two data sets (Eriksson and Donoghue, 1997). Monophyly of Sambucus was strong supported based on ITS sequences and in the combined analysis. Within Sambucus, species with paniculate inflorescences (sect. Botryosambucus) form a well-supported clade, within which the red-fruited species are monophyletic. These results support the view that paniculate inflorescences and red fruits evolved independently in Sambucus and Viburnum.
Herbs, suffrutescent, or low shrubs, 1-2 m tall. Stem obviously striate; pith white; lenticels inconspicuous. Leaves imparipinnate; stipules leaflike or sometimes reduced to blue glands; lateral leaflets 2-3-pairs, alternate or opposite, narrowly ovate, 5-15 cm long, 2-5 cm wide, adaxially sparsely pubescent when young, base obtuse and oblique, margin serrulate, often with several glandular teeth from below middle nearly to base, apex long acuminate; terminal leaflet ovate or obovate, base cuneate, sometimes connected with next lower leaflets, basal pair of leaflets shortly petiolulate; stipules of leaflets absent. Inflorescences terminal, compound umbellate cymes, lax, pedunculate, with leaflike bracts at base of peduncle, with 3-6-slender rays, with sparse yellow pubescence. Some flowers modified into persistent urceolate nectaries. Calyx tube urceolate, lobes triangular; corolla white, connate at base. Anthers yellow or purple. Ovary locules 3, styles short or nearly absent; stigma 3-lobed. Fruit red, nearly globose; pyrenes 3-4, ovoid, verrucate.
Growing in mountain slopes,forest,streamsides, grasslands; 500-2500 m.
Sambucus javanica is defined by its abundant extrafloral nectaries on the petioles, branchlets, young stems, peduncle, and inflorescence branches.
Sambucus javanica, ye una especie de parrotal perteneciente a la familia de les adoxacees. Ye nativa d'Asia tropical. Atopar de forma natural en Camboya, Indonesia, Laos, Malasia, el sur de Tailandia y Vietnam.[2]
Partes de la planta utilizar a nivel llocal, de diverses maneres, como analxésicos , purificadores del sangre, intestinos y estimulantes de la vexiga, o inclusive como venenu. Tamién se cree que pue ser una ayuda contra la insensibilidá, el reumatismu , tiemblos, inflamación y trauma, según pa los güesos polo xeneral y la circulación.[3]
Sambucus javanica describióse por Reinw. ex Blume y espublizóse en Bijdragen tot de flora van Nederlandsch Indië 13: 657. 1825.[4]
Sambucus: nome xenéricu que deriva de la pallabra griega sambuke d'un preséu musical fechu de madera de sabugu y un nome usáu por Pliniu'l Vieyu pa un árbol posiblemente rellacionáu col sabugu.[5]
javanica: epítetu xeográficu qu'alude al so localización na Isla de Java.
Sambucus javanica, ye una especie de parrotal perteneciente a la familia de les adoxacees. Ye nativa d'Asia tropical. Atopar de forma natural en Camboya, Indonesia, Laos, Malasia, el sur de Tailandia y Vietnam.
Sambucus javanica, the Chinese elder, is a species of elderberry in the family Viburnaceae native to subtropical and tropical Asia. It is found naturally in Bhutan, Burma, Cambodia, China (except in the north), India, Indonesia, Japan, Laos, Malaysia (in Sabah), the Philippines, southern Thailand, and Vietnam.[4][3] It is a perennial herb or a small shrub 1–2 m (3 ft 3 in – 6 ft 7 in) tall.[4]
Parts of the plant are used locally, variously as analgesics, blood purifiers, bowel and bladder stimulants, or even for poison.[5] It is also believed to be an aid against numbness, rheumatism, spasms, swelling, and trauma, as well as for general bone and circulatory health.[5]
Sambucus javanica, the Chinese elder, is a species of elderberry in the family Viburnaceae native to subtropical and tropical Asia. It is found naturally in Bhutan, Burma, Cambodia, China (except in the north), India, Indonesia, Japan, Laos, Malaysia (in Sabah), the Philippines, southern Thailand, and Vietnam. It is a perennial herb or a small shrub 1–2 m (3 ft 3 in – 6 ft 7 in) tall.
Parts of the plant are used locally, variously as analgesics, blood purifiers, bowel and bladder stimulants, or even for poison. It is also believed to be an aid against numbness, rheumatism, spasms, swelling, and trauma, as well as for general bone and circulatory health.
Leaves and phyllotaxy
Terminal inflorescence.
Yellow nectaries.
Flower, macro photography.
Sambucus javanica, es una especie de arbusto perteneciente a la familia de las adoxáceas. Es nativa de Asia tropical. Se encuentra de forma natural en Camboya, Indonesia, Laos, Malasia, el sur de Tailandia y Vietnam.[2]
Partes de la planta se utilizan a nivel local, de diversas maneras, como analgésicos , purificadores de la sangre, intestinos y estimulantes de la vejiga, o incluso como veneno. También se cree que puede ser una ayuda contra la insensibilidad, el reumatismo , espasmos, inflamación y trauma, así como para los huesos en general y la circulación.[3]
Sambucus javanica fue descrita por Reinw. ex Blume y publicado en Bijdragen tot de flora van Nederlandsch Indië 13: 657. 1825.[4]
Sambucus: nombre genérico que deriva de la palabra griega sambuke de un instrumento musical hecho de madera de saúco y un nombre usado por Plinio el Viejo para un árbol posiblemente relacionado con el saúco.[5]
javanica: epíteto geográfico que alude a su localización en la Isla de Java.
Sambucus javanica, es una especie de arbusto perteneciente a la familia de las adoxáceas. Es nativa de Asia tropical. Se encuentra de forma natural en Camboya, Indonesia, Laos, Malasia, el sur de Tailandia y Vietnam.
Sangitan (Latin: Sambucus Javanica Reinv / Sambuci Javanicae) adalah jenis tanaman herbal dalam keluarga Adoxaceae asli Asia dan merupakan tanaman subtropis dan tropis.[1][2] Sinonim nama ilmiahnya: Sambucus Chinensis Lindl., Simbucus Ebuloides Desc., Simbucus Thunbergiana BI., Phyteuma Bipinnata Lour., dan P. Cochinchinensis Lour.[1] Nama Sangitan atau Kelak Nasi diambil dari bahasa Melayu.[1][2]
Di Pulau Sumatera sendiri ia dikenal dalam beberapa sebutan, di Aceh ia disebut Abur, di Bengkulu ia dinamai Babalat.[1][2] Sedangkan di Pulau Jawa, di daerah Sunda disebut Kerak Nasi, di Jawa Tengah, orang menyebutnya sebagai tanaman Brobos Kebo.[1][2] Di Maluku, Sanitan disebut Halemaniri, yaitu di daerah Tidore.[1][2]
Sangitan merupakan tanaman asli Indonesia.[3] Sangitan juga banyak dijumpai di Bhutan, Burma, Kamboja, Tiongkok (kecuali di utara), India, Jepang, Laos, Malaysia (di Sabah), Filipina, Thailand Selatan, dan Vietnam[4][5] Keberadaan Sangitan kurang diperhatikan orang bahkan terkadang dianggap sebagai gulma, padahal di Tiongkok, Sangitan sangat terkenal dan dimanfaatkan sebagai ramuan untuk menyembuhkan penyakit hepatitis.[6]
Sangitan biasanya tumbuh di pinggir sawah dan di antara semak belukar di hutan bambu.[6] Rantingnya saling berdesakan dan membentuk perdu, tampak unik bagian daunnya.[6] Lebar daun berukuran 2–3 cm, ujungnya meruncing membuat daunnya semakin sempit dan helaiannya seperti menutup.[6] Bunganya berwarna putih agak krem di pucuk tanaman sehingga kelihatan menonjol.[6] Bentuk mahkota bunga seperti bintang, pertumbuhannya mengarah ke atas dan sekilas mirip payung.[6]
Rasa pohon atau daun Sangitan manis agak pahit.[7] Herba ini masuk dalam meridian hati (liver) dan berkasiat sebagai peluruh kencing (diretik).[7]
Sangitan kaya akan kandungan kimia, seperti minyak esensial, asam ursolik, beta sitosterol, alfa amyrin palmitat, KNO, dan tanin.[3][6][7] Kandungan tersebut menyebar di bagian akar, batang, dan daun.[3][6][7] Di samping itu, menurut data Departemen Kesehatan, tanaman ini mengandung sambunigran dan glukosida.[3][6][7]
Bagian tanaman yang dapat digunakan adalah akar, daun, dan bunga.[2] Pemakaiannya Sangitan dapat dilakukan dengan mengolahnya ketika masih segar maupun dapat dilakukan dengan cara dijemur sampai kering jika akan disimpan.[2]
Akarnya digunakan untuk beberapa pengobatan penyakit, antara lain bengkak dan memar, tulang patah, reumatik, pegal linu, dan sakit kuning.[2] Daunnya digunakan untuk mengobati bengkak karena timbunan cairan pada penyakit ginjal, beri-beri, disentri, radang saluran napas kronis, eripelasi.[2] Seluruh tumbuhan digunakan untuk pengobatan sakit keram, nyeri tulang, memar, kulit terbakar, bercak hitam di wajah, untuk menghaluskan kulit dan merangsang saraf.[2] Penggunaannya sangat sederhana dan sifatnya masih lokal.[2] Daunnya bisa ditumbuk, direbus (airnya diminum atau untuk mencuci bagian tubuh yang sakit), atau diperas setelah ditumbuk.[2]
Contoh, penggunaan bagi penderita penyakit kuning: cuci 30-50 g akar sangitan kering atau 90 g akar sangitan segar, lalu potong seperlunya.[2] Tambahkan daging sapi yang jumlahnya sama banyak, setelah dingin, air diminum dan dagingnya dimakan.[2]
Ibu hamil dilarang minum rebusan tumbuhan ini karena dapat menyebabkan kematian janin.[2]
Sangitan (Latin: Sambucus Javanica Reinv / Sambuci Javanicae) adalah jenis tanaman herbal dalam keluarga Adoxaceae asli Asia dan merupakan tanaman subtropis dan tropis. Sinonim nama ilmiahnya: Sambucus Chinensis Lindl., Simbucus Ebuloides Desc., Simbucus Thunbergiana BI., Phyteuma Bipinnata Lour., dan P. Cochinchinensis Lour. Nama Sangitan atau Kelak Nasi diambil dari bahasa Melayu.
Di Pulau Sumatera sendiri ia dikenal dalam beberapa sebutan, di Aceh ia disebut Abur, di Bengkulu ia dinamai Babalat. Sedangkan di Pulau Jawa, di daerah Sunda disebut Kerak Nasi, di Jawa Tengah, orang menyebutnya sebagai tanaman Brobos Kebo. Di Maluku, Sanitan disebut Halemaniri, yaitu di daerah Tidore.
Kínayllir (fræðiheiti: Sambucus javanica Reinv.) er jurtkennd planta í ættinni Adoxaceae sem vex í hitabelti Asíu.[1][2]
Tegundin vex í Indónesíu.[3] Hún vex einnig í Bútan, Búrma, Kambódía, Kína (nema nyrst), Indland, Japan, Laos, Malaysia (Sabah), Filippseyjar, Taíland, og Víetnam[4][5] Yfirleitt er litið á tegundina sem illgresi nema í Kína.[6] [7]
Óléttar konur ættu ekki að nota hana því plantan getur valdið fósturdauða.[2]
Kínayllir (fræðiheiti: Sambucus javanica Reinv.) er jurtkennd planta í ættinni Adoxaceae sem vex í hitabelti Asíu.
Cơm cháy[1] (danh pháp khoa học: Sambucus javanica) là loài thực vật có hoa, rụng lá theo mùa, thuộc họ Adoxaceae. Cây Cơm cháy được Caspar Georg Carl Reinwardt và Carl Ludwig von Blume mô tả khoa học lần đầu năm 1826.[2] Nguồn gốc từ vùng nhiệt đới và cận nhiệt đới, cây cơm cháy được tìm thấy trong tự nhiên ở khu vực Đông Nam Á, Ấn Độ, Buhtan, miền nam Trung Quốc, Nhật Bản.[3] Cây sinh trưởng lâu năm, cao từ 1-2m, chủ yếu là mọc dạng bụi.[3]
Cơm cháy (danh pháp khoa học: Sambucus javanica) là loài thực vật có hoa, rụng lá theo mùa, thuộc họ Adoxaceae. Cây Cơm cháy được Caspar Georg Carl Reinwardt và Carl Ludwig von Blume mô tả khoa học lần đầu năm 1826. Nguồn gốc từ vùng nhiệt đới và cận nhiệt đới, cây cơm cháy được tìm thấy trong tự nhiên ở khu vực Đông Nam Á, Ấn Độ, Buhtan, miền nam Trung Quốc, Nhật Bản. Cây sinh trưởng lâu năm, cao từ 1-2m, chủ yếu là mọc dạng bụi.
接骨草(学名:Sambucus chinensis),臺灣名為冇骨消,灌木状草本植物,分布于中国华东、华中、华南、西南等地的山地。
中药拉丁名为Herba Sambuci Chinensis。
接骨草首见于《履巉岩本草》,又名蒴藋(《名医别录》),花称为陆英(《本经》),果实称蒴藋赤子(《证类本草》)。[1][2][3]
分布于中国华东、华中、华南、西南等地。生长于海拔300~2600米的山坡、林下、草丛。[2]
灌木状草本植物,高可达3米。茎具棱,平滑无毛,多分枝,髓部白色。單葉生,单数羽状複葉,長椭圆状披针形,长8~15厘米,宽3~5厘米。复伞状花序顶生,花小,白色,萼5裂。浆果球形,红色,直径3~4毫米。花期8月。果期10月。 接骨草有個獨特的特點,就是“蜜杯”,在頂生複聚繖花序中,有著許多黃色或紅色的杯狀蜜線,這是它吸引無數蝴蝶沐風的原因之一。[1][2]
祛风除湿,活血散瘀。用于风湿疼痛、跌打损伤。可煎汤内服或外洗或捣烂外敷。[1]
|access-date=
中的日期值 (帮助) ソクズ(蒴藋、学名:Sambucus javanica[1])はスイカズラ科ニワトコ属の多年草。別名、クサニワトコ。ニワトコ属は、新しいAPG植物分類体系ではレンプクソウ科に移されている。
多年草で、地下茎を這わして繁殖する。茎は直立し高さは1-1.5mになる。葉は対生し、奇数羽状複葉で、2-3対の小葉からなる。小葉は長さ5-17cm、幅2-6cmの広披針形、狭卵形で、先端は鋭くとがり、縁には細鋸歯がある。
花期は7-8月。茎の先端に大型の散房状集散花序をつけ、小さい花を多数つける。花冠は白色で径3-4mmになり5裂する。雄蘂は5個。花序の中に杯状の黄色い腺体がある。果実は径4mmの球形となり、赤色に熟す。
日本では、本州、四国、九州に分布し、山野や人家の付近に生育する。世界では、中国、タイに分布する。