Bunglon taman (Calotes versicolor) adalah spesies reptil dari genus Calotes dan termasuk ke dalam keluarga Agamidae.[1][2][3][4][5]
Spesies ini lebih besar dari bunglon surai jenis Bronchocela jubata, spesies bunglon asli pulau Jawa, sehingga keberadaannya sangat mengancam spesies tersebut, kini bunglon taman sudah mendominasi pohon-pohon yang ada di pulau Jawa menggantikan Bronchocela jubata.[6][7]
Bunglon ini bukan spesies asli Indonesia, diperkirakan berasal dari dataran Asia, penyebaran asalnya hanya sampai Thailand. Jenis bunglon jenis pendatang ini terlepas ke alam liar Indonesia khususnya pulau Jawa. Diduga jenis ini awalnya adalah binatang peliharaan yang terlepas atau dilepaskan ke alam.[1][6]
Saat musim kawin tiba, tenggorokan bunglon jantan akan berwarna merah cerah untuk menarik perhatian bunglon betina. Bunglon dapat berkembang biak setelah usia mereka mencapai satu tahun. Sekitar 10-20 telur dihasilkan bunglon betina dan telur-telur tersebut akan menetas setelah 6-7 minggu.[1]
Bunglon ini merupakan pemakan serangga. Meskipun bunglon memiliki gigi, namun biasanya mereka menelan utuh mangsanya.[1]
Bunglon taman ini mampu beradaptasi di lingkungan keras seperti kota Jakarta karena jenis ini mampu memakan serangga apa saja, dan jenis ini bisa menyerbrang jalan untuk berpindah dari satu lokasi ke lokasi lainnya.[1] Di Jakarta, bunglon ini dapat ditemui terutama di semak-semak dekat sungai, seperti Ci Liwung dan sungai Condet.[3]
Bunglon taman memiliki ciri fisik mirip seperti iguana, namum berukuran jauh lebih kecil.[8] Suka hinggap di atas pepohonan, berwarna gelap kecoklatan dan dapat berubah warna walaupun jarang terjadi. Perubahan warna biasanya dilakukan saat musim kawin, berjemur, atau dalam keadaan terancam. Bunglon jantan berukuran lebih besar dari bunglon betina.[8]
Kebiasaan unik lainnya pada bunglon ini adalah mengubur telur-telurnya di dalam tanah yang mereka gali sendiri. Sebenarnya hal ini juga dilakukan oleh jenis kadal lainnya. Tujuan mengubur telur kadal selain untuk mendapatkan suhu yang pas, juga bisa menghindari telur dimangsa oleh predator yang kelaparan. Ketika menetas anak-anak bunglon akan berlari mencari semak belukar dan pepohonan untuk memulai kehidupan. Anak-anak bunglon biasanya memakan serangga-serangga kecil untuk bertahan hidup.[8]
Bunglon taman (Calotes versicolor) adalah spesies reptil dari genus Calotes dan termasuk ke dalam keluarga Agamidae.
Spesies ini lebih besar dari bunglon surai jenis Bronchocela jubata, spesies bunglon asli pulau Jawa, sehingga keberadaannya sangat mengancam spesies tersebut, kini bunglon taman sudah mendominasi pohon-pohon yang ada di pulau Jawa menggantikan Bronchocela jubata.
Bunglon ini bukan spesies asli Indonesia, diperkirakan berasal dari dataran Asia, penyebaran asalnya hanya sampai Thailand. Jenis bunglon jenis pendatang ini terlepas ke alam liar Indonesia khususnya pulau Jawa. Diduga jenis ini awalnya adalah binatang peliharaan yang terlepas atau dilepaskan ke alam.
Saat musim kawin tiba, tenggorokan bunglon jantan akan berwarna merah cerah untuk menarik perhatian bunglon betina. Bunglon dapat berkembang biak setelah usia mereka mencapai satu tahun. Sekitar 10-20 telur dihasilkan bunglon betina dan telur-telur tersebut akan menetas setelah 6-7 minggu.
Bunglon ini merupakan pemakan serangga. Meskipun bunglon memiliki gigi, namun biasanya mereka menelan utuh mangsanya.
Bunglon taman ini mampu beradaptasi di lingkungan keras seperti kota Jakarta karena jenis ini mampu memakan serangga apa saja, dan jenis ini bisa menyerbrang jalan untuk berpindah dari satu lokasi ke lokasi lainnya. Di Jakarta, bunglon ini dapat ditemui terutama di semak-semak dekat sungai, seperti Ci Liwung dan sungai Condet.