Parathelphusa convexa is a species of gecarcinucid crab. It is native to Java,[1] and lives on rice paddies and rivers.
They have a dark brown trapezium-shaped carapace with three teeth and small eyes, with the third maxilliped closed shut.[2]
The corpses of this crab is used as a pest control as its smell attracts Leptocorisa oratoria, which eats rice ears.[3]
{{cite journal}}
: CS1 maint: multiple names: authors list (link) Parathelphusa convexa is a species of gecarcinucid crab. It is native to Java, and lives on rice paddies and rivers.
Yuyu sawah (Parathelphusa convexa) adalah sejenis yuyu dari suku Gecarcinucidae. Menyebar terbatas di Jawa dan Bali,[4] yuyu ini biasa ditemukan di sawah-sawah, parit dan tanah bencah pada umumnya.
Kepiting bertubuh kecil; spesimen jantan terbesar dengan panjang dan lebar karapas berturut-turut 30 dan 40 mm.[5] Sebagaimana namanya, tubuh spesies ini relatif tebal, lk. ½ lebar karapas, dan menggembung (convex) di bagian punggung. Tepi anterolateral bergigi tiga: satu di sisi luar ceruk mata, dan dua lagi merupakan duri epibranchial yang runcing, yang mengarah ke depan dan ke dalam. Di punggung bagian depan, melintang gigir memanjang dari sisi ke sisi yang disebut 'gigir tengkuk' (post-frontal crest, post-orbital cristae); gigir mana berujung kira-kira pada tengah-tengah dasar duri epibranchial yang pertama.[2]
Kaki-kakinya (pareopod) ramping; terdapat sebuah duri kecil yang runcing di ujung masing masing ruas merus, dekat persendian dengan ruas carpus.[2] Ruas dactylus (ujung) melengkung,[5] bergigi bergerigi.
Punggung berwarna kecokelatan hingga gelap; terdapat pola lekukan di punggung serupa huruf V atau U dengan sisi atas melebar, menyambung dengan lekukan huruf H di bagian bawahnya; agak-agak mirip pola jam pasir melebar. Sisi ventral keputihan atau kekuningan, dengan abdomen (hewan jantan) bentuk huruf T terbalik bersegmen 5.[5]
Yuyu ini kerap ditemukan di sawah-sawah, parit dan saluran irigasi, sungai berarus lambat,[6] serta tanah bencah pada umumnya.
Yuyu sawah menyebar terbatas di Pulau Jawa dan Bali.[4] Spesimen tercatat di antaranya dari Garut, Bogor,[1] serta Besuki.[7]
Yuyu sawah, bersama beberapa kerabatnya seperti yuyu bogor (Parathelphusa bogoriensis) dan yuyu jawa (Malayopotamon javanense), merupakan hama padi yang cukup mengganggu, karena memakan semaian benih padi dan tanaman padi muda. Yuyu-yuyu ini dimangsa oleh burung bangau dan burung-burung air lainnya yang acap mengunjungi sawah. Menggiring dan menggembala bebek ke sawah yang belum ditanami padi, dapat membantu mengendalikan populasi yuyu yang menjadi hama ini.[8]
Hanya kadang-kadang dikonsumsi secara lokal, karena bau dan rasanya tak enak; ketam ini ditangkap dengan tangan kosong, serok, atau semacam jaring angkat kecil. Yang lebih sering, ketam sawah dibunuh dan bangkainya digunakan untuk memikat walang sangit atau untuk meracun tikus sawah.[9][10][11]
Selain itu, secara tradisional yuyu sawah juga digunakan sebagai starter dalam pembuatan minyak kelapa.[12][13][14] Daging dan cangkang yuyu, setelah sebelumnya digiling lembut, dicampurkan ke kelapa parut dan difermentasi satu malam, sebelum kemudian dijemur dan akhirnya diperas minyaknya. Minyak ini populer di masa penjajahan Jepang sebagai "minyak yuyu" (Jw.: lengo yuyu); akan tetapi sekarang tak banyak yang membuatnya karena berbau kurang enak ("bau yuyu") dan mudah menjadi tengik.[15]
Yuyu sawah (Parathelphusa convexa) adalah sejenis yuyu dari suku Gecarcinucidae. Menyebar terbatas di Jawa dan Bali, yuyu ini biasa ditemukan di sawah-sawah, parit dan tanah bencah pada umumnya.
Parathelphusa convexa is een krabbensoort uit de familie van de Gecarcinucidae.[2] De wetenschappelijke naam van de soort is voor het eerst geldig gepubliceerd in 1879 door de Man.
Bronnen, noten en/of referenties