Artocarpus anisophyllus, the entawak or mentawa, is a tropical tree in the Moraceae. It is native to the central parts of Southeast Asia, and is present in Peninsular Malaysia, Sumatra, Borneo and the intervening islands.
It bears round, 3–4 inch long, brownish yellow fruit. The entawak's flesh is orange-red and may taste like a pumpkin in flavor, while it also has edible seeds which are commonly roasted and salted to be eaten. Rarely cultivated in its native range, it is a large rainforest tree growing up to 45 metres. The fruit is eaten fresh and its propagation is by seed. It is a distant relative to the wellknown jackfruit and breadfruit, besides the tasty tarap fruit to which it is closely related. It is propagated by seeds, grafting and cuttings besides other viable methods. While it grows exceedingly well in tropical climates, it is not as well-adapted to subtropical climates. When grown from seed the germination may take 1–3 months and it will probably bear fruit within 8–9 years. It cannot survive temperatures below 50 °F (10 °C) and requires temperatures higher than 70 °F (21 °C) to flourish.
Artocarpus anisophyllus, the entawak or mentawa, is a tropical tree in the Moraceae. It is native to the central parts of Southeast Asia, and is present in Peninsular Malaysia, Sumatra, Borneo and the intervening islands.
It bears round, 3–4 inch long, brownish yellow fruit. The entawak's flesh is orange-red and may taste like a pumpkin in flavor, while it also has edible seeds which are commonly roasted and salted to be eaten. Rarely cultivated in its native range, it is a large rainforest tree growing up to 45 metres. The fruit is eaten fresh and its propagation is by seed. It is a distant relative to the wellknown jackfruit and breadfruit, besides the tasty tarap fruit to which it is closely related. It is propagated by seeds, grafting and cuttings besides other viable methods. While it grows exceedingly well in tropical climates, it is not as well-adapted to subtropical climates. When grown from seed the germination may take 1–3 months and it will probably bear fruit within 8–9 years. It cannot survive temperatures below 50 °F (10 °C) and requires temperatures higher than 70 °F (21 °C) to flourish.
Mentawa, mentawak, atau entawak (Artocarpus anisophyllus) adalah sejenis pohon besar anggota suku Moraceae. Pohon penghasil buah dan kayu ini menyebar di Semenanjung Malaya, Sumatra, Borneo, dan pulau-pulau kecil di antaranya.
Nama-nama lainnya, di antaranya, yalah mentawa, puan, pupuan (Kal.); mentawak (Blt.); mentaba, mendaba (Bk.); bintawak (Swk.); bakil (Mly.); keledang babi (Mal.); tarap ikal (Brun.).[1][2][3]
Pohon berukuran sedang hingga besar; tinggi mencapai 45 m, gemang batang hingga 60 cm, dan acap berbanir hingga 2,5 m. Daun-daun majemuk menyirip gasal, panjang ibu tulang daun 30–90 cm, dengan 5-12 pasang anak daun dalam dua ukuran, anak daun ukuran besar berpasangan dengan yang kecil (an: tidak, iso: sama, phyllus, phyllum: daun); anak daun tidak rontok, gugur dalam satu helaian daun utuh. Anak daun tebal menjangat, bentuk lonjong hingga bundar telur-lanset, 3,5-40 x 2–13 cm, berujung runcing, gundul, berpangkal membundar tak simetris. Daun penumpu membungkus ujung ranting, 4–25 cm, dengan bulu-bulu halus berwarna kekuningan atau kecoklatan, meninggalkan bekas berupa cincin bila rontok.[1][3]
Bunga-bunga jantan tersusun dalam bongkol jorong melonjong seperti jari, 3-7,5 x 1,5–2 cm, bertangkai 50-65 mm. Buah semu (syncarp) kecoklatan, hampir bulat, lk. 12,5 x 10 cm, gundul, dengan duri-duri pendek silindris, bertangkai 6–13 cm; buah melekuk di bagian ujung tangkai. Biji terbungkus ‘daging buah’ (sebetulnya tenda bunga) berwarna jingga.[1][3]
Mentawa tumbuh liar di hutan-hutan dataran rendah hingga ketinggian 1.200 m dpl[1]. Di banyak tempat, pohon ini ditanam dalam wanatani campuran untuk buahnya yang enak dan manis.
Daging buah mentawa yang manis dan harum mengandung karbohidrat hingga 92%, dan serat sekitar 2%. Kandungan proteinnya rendah, antara 3,5-7%. Sementara biji mentawa mengandung 40-60% karbohidrat, sekitar 17% serat, dan 10-13% protein. Kandungan lemak pada daging buah dan biji mentawa amat rendah.[4]
Kayu mentawa dalam perdagangan digolongkan sebagai kayu keledang; kayu dengan berat sedang (BJ 0,64-0,87)[1]. Kayu ini biasa digunakan untuk konstruksi ringan, tiang dan ramuan rumah, lantai, bahan pembuatan perahu, venir, dan kayu lapis.[3]
Mentawa, mentawak, atau entawak (Artocarpus anisophyllus) adalah sejenis pohon besar anggota suku Moraceae. Pohon penghasil buah dan kayu ini menyebar di Semenanjung Malaya, Sumatra, Borneo, dan pulau-pulau kecil di antaranya.
Nama-nama lainnya, di antaranya, yalah mentawa, puan, pupuan (Kal.); mentawak (Blt.); mentaba, mendaba (Bk.); bintawak (Swk.); bakil (Mly.); keledang babi (Mal.); tarap ikal (Brun.).
Pokok Keledang Babi merupakan sejenis tumbuhan yang terdapat di hutan Malaysia serta di negara-negara ASEAN yang lain. Nama botaninya Artocarpus anisophyllus Miq. [1]
Pokok Keledang Babi ini mempunyai dahan yang bercantum dengan daun sekiranya jatuh berguguran di lantai hutan. Pokok ini kebiasaannya tumbuh di kawasan yang dilalui oleh binatang dan manusia. Pokok ini berada dalam famili Moraceae, tetapi tidak mempunyai buah seperti cempedak dan pokok terap nasi yang buahnya boleh dimakan oleh binatang.
Tumbuhan ini boleh didapati di kawasan hutan di Negeri Sembilan, Johor, Sumatera sehingga ke Borneo. Ketinggian pokok ini boleh mencapai tinggi 100 kaki. Susunan daunnya pula berpinat pada satu ranting.
Pokok Keledang Babi merupakan sejenis tumbuhan yang terdapat di hutan Malaysia serta di negara-negara ASEAN yang lain. Nama botaninya Artocarpus anisophyllus Miq.
Pokok Keledang Babi ini mempunyai dahan yang bercantum dengan daun sekiranya jatuh berguguran di lantai hutan. Pokok ini kebiasaannya tumbuh di kawasan yang dilalui oleh binatang dan manusia. Pokok ini berada dalam famili Moraceae, tetapi tidak mempunyai buah seperti cempedak dan pokok terap nasi yang buahnya boleh dimakan oleh binatang.
Tumbuhan ini boleh didapati di kawasan hutan di Negeri Sembilan, Johor, Sumatera sehingga ke Borneo. Ketinggian pokok ini boleh mencapai tinggi 100 kaki. Susunan daunnya pula berpinat pada satu ranting.
Artocarpus anisophyllus là một loài thực vật có hoa trong họ Moraceae. Loài này được Miq. mô tả khoa học đầu tiên năm 1861.[1]
Artocarpus anisophyllus là một loài thực vật có hoa trong họ Moraceae. Loài này được Miq. mô tả khoa học đầu tiên năm 1861.