dcsimg

Östlicher Borneo-Gibbon ( allemand )

fourni par wikipedia DE

Der Östliche Borneo-Gibbon (Hylobates funereus) ist eine auf Borneo endemische Primatenart aus der Familie der Gibbons (Hylobatidae).

Verbreitung

 src=
Verbreitungsgebiete der vier Gibbonarten auf Borneo.
Blau – Östlicher Borneo-Gibbon,
gelb – Westlicher Borneo-Gibbon,
Rot – Müller-Gibbon,
grün – Weißbartgibbon

Sie kommt im Norden und Nordosten der Insel vor; das Verbreitungsgebiet reicht im Südwesten bis zum Kapuasgebirge und im mittleren Osten der Insel bis zum Fluss Mahakam und umfasst damit den malaysischen Bundesstaat Sabah und den größten Teil von Sarawak, Brunei und die indonesische Provinz Kalimantan Utara und die nördliche Hälfte von Kalimantan Timur.

Merkmale

Der schwanzlose Östliche Borneo-Gibbon erreicht eine Kopf-Rumpf-Länge von 47 bis 49 cm und ein Gewicht von 5 bis 6,4 kg. Er ist tief dunkelbraun oder grau gefärbt. Die Haare auf der Kopfoberseite verlaufen fächerförmig von der Stirn nach hinten und sind über den Ohren deutlich länger. Die zusammengewachsenen Augenbrauen sind weißlich. Hände und Füße sind nicht dunkler als die Beine und manchmal aber heller.

Lebensraum und Lebensweise

Die Affenart lebt in primären und sekundären Laubwäldern und tropischen immergrünen Wäldern, oft mit einem hohen Bestand an Flügelfruchtgewächsen. Sie kann auch in selektiv gerodeten Wäldern überleben, sofern genug fruchttragende Bäume übrig geblieben sind. In den Bergen Sarawaks kommt sie bis in Höhen von 1700 Metern vor – mit abnehmender Populationsdichte in höheren Lagen. Im Kutai-National Park beträgt die durchschnittliche Reviergröße 36 Hektar. Östliche Borneo-Gibbons halten sich vor allem in den mittleren und oberen Baumregionen 25 bis 30 Meter über dem Erdboden auf. Normalerweise sind sie 8 bis 10 Stunden am Tag aktiv, wachen mit der Morgendämmerung auf, und begeben sich schon am späten Nachmittag vor dem Sonnenuntergang auf den Gipfeln ihrer Schlafbäume zur Ruhe.

Wie alle Gibbons ernähren sich Östliche Borneo-Gibbons vor allem von reifen Früchten, besonders von Feigen (24 %). Früchte machen etwa 65 % (27–90 % je nach Jahreszeit) ihrer Ernährung aus, der Anteil der Blätter liegt bei 32 % (8–73 % je nach Jahreszeit) der der Blüten liegt bei 4 % und tierische Nahrung hat einen Anteil von etwa 2 %.

Eine Gruppe besteht meist aus 3–4 Tieren, einem Weibchen, einem Männchen und deren Nachwuchs. Die Affen vermehren sich das ganze Jahr über. Zwischen zwei Geburten vergehen in der Regel 36 Monate. Die Jungtiere werden meist von der Mutter gepflegt, allerdings helfen der Vater und ältere Jungtiere dabei. Das Männchen verbringt mehr Zeit mit dem Jungtier mit Spielen und gegenseitiger Körperpflege. Mit 6 Jahren erreichen die Jungtiere die Körpergröße der Eltern, bleiben aber noch bei ihnen, bis sie mit 8–9 Jahren die Geschlechtsreife erlangen. Der Abstand zwischen den Geburten beträgt 36 Monate und die Lebenserwartung bis zu 47 Jahre.

Literatur

  • David J. Chivers, Martina V. Anandam, Colin P. Groves, Sanjay Molur, Benjamin M. Rawson, Matthew C. Richardson, Christian Roos & Danielle Whittaker: Family Hylobatidae (Gibbons). S. 784–785 in Russell A. Mittermeier, Anthony B. Rylands & Don E. Wilson: Handbook of the Mammals of the World: - Volume 3. Primates. Lynx Editions, 2013, ISBN 978-84-96553-89-7
 title=
licence
cc-by-sa-3.0
droit d’auteur
Autoren und Herausgeber von Wikipedia
original
visiter la source
site partenaire
wikipedia DE

Östlicher Borneo-Gibbon: Brief Summary ( allemand )

fourni par wikipedia DE

Der Östliche Borneo-Gibbon (Hylobates funereus) ist eine auf Borneo endemische Primatenart aus der Familie der Gibbons (Hylobatidae).

licence
cc-by-sa-3.0
droit d’auteur
Autoren und Herausgeber von Wikipedia
original
visiter la source
site partenaire
wikipedia DE

Eastern grey gibbon ( anglais )

fourni par wikipedia EN

The eastern grey gibbon or northern grey gibbon (Hylobates funereus) is a primate in the gibbon family, Hylobatidae.

Taxonomy

Formerly, the eastern grey gibbon and western grey gibbon (H. abbotti) were considered conspecific with the southern grey gibbon (H. muelleri), but more recent studies indicate that all three are distinct species, and both the IUCN Red List and the American Society of Mammalogists consider them such. However, they can still hybridize with one another where their ranges meet.[1][3][4][5]

Distribution

It is endemic to northeastern Borneo, and is found in Kalimantan, Sarawak, and Brunei. It ranges from Sabah south to the Mahakam River in East Kalimantan, and west to Baram in Sarawak.[1]

Conservation

As with the other two grey gibbons, this species is thought to be endangered due to heavy deforestation in Borneo, as well as increases in forest fires exacerbated by El Niño events. It is also threatened by illegal hunting and capture for the pet trade.[1]

References

  1. ^ a b c d Nijman, V.; Cheyne, S.; Traeholt, C. (2020). "Hylobates funereus". IUCN Red List of Threatened Species. 2020: e.T39890A17990856. Retrieved November 8, 2021.
  2. ^ "Appendices | CITES". cites.org. Retrieved 2022-01-14.
  3. ^ "Explore the Database". www.mammaldiversity.org. Retrieved 2021-11-08.
  4. ^ Evolution of Gibbons and Siamang | SpringerLink (PDF). Developments in Primatology: Progress and Prospects. 2016. doi:10.1007/978-1-4939-5614-2. ISBN 978-1-4939-5612-8. S2CID 32085956.
  5. ^ Sonstige, Wilson, Don E. 1944- Hrsg. Cavallini, Paolo (2013). Handbook of the mammals of the world. Lynx Edicions. ISBN 978-84-96553-89-7. OCLC 1222638259.
licence
cc-by-sa-3.0
droit d’auteur
Wikipedia authors and editors
original
visiter la source
site partenaire
wikipedia EN

Eastern grey gibbon: Brief Summary ( anglais )

fourni par wikipedia EN

The eastern grey gibbon or northern grey gibbon (Hylobates funereus) is a primate in the gibbon family, Hylobatidae.

licence
cc-by-sa-3.0
droit d’auteur
Wikipedia authors and editors
original
visiter la source
site partenaire
wikipedia EN

Owa kelempiau utara ( indonésien )

fourni par wikipedia ID

Owa kelempiau utara (Hylobates funereus), adalah sejenis kera arboreal yang termasuk ke dalam suku Hylobatidae. Nama lainnya adalah owa abu kalimantan, dan nama lokalnya di antaranya adalah uwa-uwa (Mly.).[3]:243 Dalam bahasa Inggris ia disebut Northern Gray Gibbon[1][4] atau East Bornean Gray Gibbon.[5][6] Owa ini menyebar terbatas (endemik) di Pulau Kalimantan.

Pengenalan

H. funereus berwarna kelabu atau cokelat sangat gelap, dengan bagian kaki dan tangan kadang-kadang berwarna lebih terang.[3][5] Warna rambutnya memang cenderung lebih kehitaman: abu-abu gelap, abu-abu cokelat, dengan warna kehitaman atau cokelat kehitaman pada topi, tenggorokan, dada, perut hingga anus, dan bagian dalam lengan dan kaki. Bagian-bagian lainnya lebih pucat, dan alis berwarna putih, tebal.[7] Ujung tangan dan kaki tak begitu kontras kehitaman, bahkan pada hewan dari bagian utara pulau agak keputihan.[8]

Berat tubuh hewan jantan dan betina rata-rata antara 5,0-6,4 kg.[5] Panjang kepala dan tubuh hewan jantan sekitar 48,5 cm, dan yang betina antara 47,5-49 cm.[3]

Agihan dan ekologi

 src=
Berjalan di atas batang kayu. Sabah.

H. funereus terutama menyebar di Pulau Kalimantan bagian utara: di wilayah Sabah, ke barat hingga wilayah Saribas di Sarawak, dan ke selatan ke wilayah Kalimantan Utara dan Kalimantan Timur hingga ke batas S. Karangan (Berau).[9]:251-2 Namun ada pula yang menyatakan hingga sekitar Sungai Mahakam.[3][5]

Owa ini menghuni hutan-hutan primer dan sekunder semi gugur-daun, hutan dipterokarpa, dan hutan hujan tropika yang selalu hijau. Suatu kajian di Taman Nasional Kutai di Kaltim mendapatkan bahwa makanan owa ini terdiri dari buah-buahan (62%; dengan rata-rata sebanyak 24% dari buah-buahan ini adalah buah-buah ara, Ficus spp.); dedaunan (32%); bebungaan (4%); dan serangga (2%).[5]

Perbiakan H. funereus tidak bermusim, dan jarak antar kelahiran rata-rata 36 bulan. Owa betina dominan dalam kelompok sosialnya, dan mengawali duet suara teritorial.[5]

Owa abu kalimantan hidup di dataran rendah, perbukitan, hingga pegunungan. Di Sabah, ia tercatat hingga ketinggian 1.700 m dpl. Satu kelompoknya terdiri dari 3-4 individu (jantan, betina, dan 1-2 anaknya), dengan wilayah jelajah mencapai 36 ha. Kepadatan individu hewan ini bervariasi; di TN Kayan Mentarang tercatat antara 6,9-9,9 individu/km², sementara di TN Kutai antara 9-14 individu/km².[3]

Konservasi

IUCN mencatat bahwa populasi H. funereus terus menyusut hingga lebih dari 50% dalam jangka 45 tahun yang terakhir (3 generasi); sementara dalam proyeksi 15 tahun ke depannya penyusutan habitat ini belum lagi akan berhenti, mengingat deforestasi dan kebakaran hutan di wilayah agihannya masih terus berlangsung. Tekanan ini bertambah besar lagi oleh karena banyaknya perburuan hewan ini, baik untuk diperdagangkan sebagai hewan timangan maupun untuk dikonsumsi. Dengan pertimbangan-pertimbangan itu IUCN menempatkannya dalam status Genting (Endangered).[1]

CITES memasukkan semua spesies Hylobatidae, termasuk H. funereus ini, ke dalam Apendiks I,[10] yang berarti bahwa hewan-hewan itu dikategorikan terancam kepunahan dan CITES tidak mengizinkan untuk diperdagangkan secara internasional, kecuali untuk tujuan-tujuan non-komersial.[11]

H. funereus berstatus dilindungi menurut perundang-undangan negara Indonesia dan Malaysia.[5]

Catatan taksonomi

Spesies ini sebelumnya dianggap sebagai anak jenis dari Hylobates muelleri, Hylobates moloch, atau bahkan Hylobates lar.

Catatan kaki

  1. ^ a b c Geissmann, T. & Nijman, V. 2008. "Hylobates muelleri ssp. funereus". The IUCN Red List of Threatened Species 2008: e.T39890A10271063. http://dx.doi.org/10.2305/IUCN.UK.2008.RLTS.T39890A10271063.en. Diakses pada 27/IV/2017.
  2. ^ Geoffroy Saint-Hilaire, I. 1850. "Note sur plusieurs espèces nouvelles de mammifères de l'ordre des Primates". Comptes rendus hebdomadaires des séances de l'Académie des sciences, t 31: 873-6. Paris :Bachelier, Imprimeur-Libraire. (30 Dec. 1850)
  3. ^ a b c d e Supriatna, J. & R. Ramadhan. Pariwisata primata Indonesia. Jakarta:Pustaka Obor. xvi + 316 hlm.
  4. ^ EoL: Hylobates funereus Northern Gray Gibbon. Diakses pada 27/IV/2017
  5. ^ a b c d e f g Gibbons Asia: Hylobates. Diakses pada 27/IV/2017
  6. ^ ITIS: Hylobates funereus I. Geoffroy Saint-Hilaire, 1850. Diakses pada 27/IV/2017
  7. ^ Mootnick, A.R. 2006. Gibbon (Hylobatidae) Species Identification Recommended for Rescue or Breeding Centers. Primate Conservation 2006 (21): 103–138. (Sebagai H. muelleri funereus)
  8. ^ Geissmann, T. "Gibbon Systematics and Species Identification": Mueller's gibbon, Grey gibbon, Borneo gibbon (Hylobates muelleri). (Sebagai H. muelleri funereus)
  9. ^ Payne, J., C.M. Francis, K. Phillipps, S.N. Kartikasari. 2000. Panduan Lapangan Mamalia di Kalimantan, Sabah, Sarawak & Brunei Darussalam: 386 hlm., 60 LG. Bogor: WCS-IP, The Sabah Society & WWF Malaysia. (Sebagai H. muelleri funereus)
  10. ^ CITES. 2017. Appendices I, II and III valid from 04 April 2017. UNEP, Geneva, Switzerland. Diakses pada 27/IV/2017
  11. ^ CITES: The CITES Appendices. Diakses pada 27/IV/2017

Bacaan lanjut

  • Roos, C. 2016. "Phylogeny and Classification of Gibbons (Hylobatidae)".in Ulrich H. Reichard, Hirohisa Hirai, & Claudia Barelli (Eds.), Evolution of Gibbons and Siamang: Phylogeny, Morphology, and Cognition, hlm. 151-65.
  • Inoue, Y., W. Sinun, & K. Okanoya. 2016. "Activity budget, travel distance, sleeping time, height of activity and travel order of wild East Bornean Grey gibbons (Hylobates funereus) in Danum Valley Conservation Area". Raffles Bulletin of Zoology 64: 127–38 (1 July 2016). http://zoobank.org/urn:lsid:zoobank.org:pub:BF830118-CE0A-4D4E-8180-BFE9545F56CF
  • Cheyne, S.M., L.J. Gilhooly, M.C. Hamard, ..., M. Zrust. 2016. "Population mapping of gibbons in Kalimantan, Indonesia: correlates of gibbon density and vegetation across the species’ range". Endangered Species Research, Vol. 30: 133–43 (May 31, 2016). doi: 10.3354/esr00734

Pranala luar

licence
cc-by-sa-3.0
droit d’auteur
Penulis dan editor Wikipedia
original
visiter la source
site partenaire
wikipedia ID

Owa kelempiau utara: Brief Summary ( indonésien )

fourni par wikipedia ID

Owa kelempiau utara (Hylobates funereus), adalah sejenis kera arboreal yang termasuk ke dalam suku Hylobatidae. Nama lainnya adalah owa abu kalimantan, dan nama lokalnya di antaranya adalah uwa-uwa (Mly.).:243 Dalam bahasa Inggris ia disebut Northern Gray Gibbon atau East Bornean Gray Gibbon. Owa ini menyebar terbatas (endemik) di Pulau Kalimantan.

licence
cc-by-sa-3.0
droit d’auteur
Penulis dan editor Wikipedia
original
visiter la source
site partenaire
wikipedia ID

Hylobates muelleri funereus ( portugais )

fourni par wikipedia PT

O gibão-cinza-do-norte (Hylobates muelleri funereus) é uma das 3 subespécies de Hylobates muelleri.[1][2]

Estado de conservação

Esta subespécie reduziu mais de 50% nos últimos 45 anos devido a redução do habitat que ainda não cessou e onde a subespécie sobrevive existe caça e coleta para o comércio de animais selvagens e para consumo humano.[1]

Ver também

Referências

  1. a b c Bornean gibbon%20muelleri «Hylobates muelleri funereus na lista vermelha da IUCN» Verifique valor |url= (ajuda) (em inglês). Lista vermelha da IUCN. Consultado em 17 de setembro de 2012
  2. «Hylobates muelleri funereus no mammal species of the world» (em inglês). Mammal Species of the World. Consultado em 17 de setembro de 2012
 title=
licence
cc-by-sa-3.0
droit d’auteur
Autores e editores de Wikipedia
original
visiter la source
site partenaire
wikipedia PT

Hylobates muelleri funereus: Brief Summary ( portugais )

fourni par wikipedia PT

O gibão-cinza-do-norte (Hylobates muelleri funereus) é uma das 3 subespécies de Hylobates muelleri.

licence
cc-by-sa-3.0
droit d’auteur
Autores e editores de Wikipedia
original
visiter la source
site partenaire
wikipedia PT