Commersonia bartramia, commonly known as brown kurrajong,[2] is a species of flowering plant in the family Malvaceae and is native to Southeast Asia, the Northern Territory, Queensland and New South Wales. It is a tree or shrub with heart-shaped to egg-shaped leaves much paler on the lower surface, and sometimes with fine, irregular teeth on the edges.
Commersonia bartramia is a shrub or tree that typically grows to a height of up to 25 m (82 ft), the trunk up to 50 cm (20 in) in diameter and sometimes forming buttress roots. The leaves are heart-shaped to egg-shaped or broadly egg-shaped, 50–140 mm (2.0–5.5 in) long and 10–20 mm (0.39–0.79 in) wide on a densely hairy petiole 10–30 mm (0.39–1.18 in) long with stipules 2–6 mm (0.079–0.236 in) long at the base. The tip of the leaf tapers to a fine point, there are sometimes fine, irregular teeth on the lower surface, and the lower surface is much paler than the upper surface. The flowers are arranged in dense heads of 20 to 100 or more 30–100 mm (1.2–3.9 in) long, the groups on a peduncle 5–25 mm (0.20–0.98 in) long, each flower on pedicel 2–7 mm (0.079–0.276 in) long. The sepal are joined at the base with 5 white lobes 1–3 mm (0.039–0.118 in) long, and five white petals with ligules as long as the sepal lobes, and there is a single staminodes between each pair of stamens. Flowering occurs from October to March and the fruit is a hairy, dark capsule 15–25 mm (0.59–0.98 in) long.[2][3]
Brown kurrajong was first formally described in 1759 by Carl Linnaeus who gave it the name Muntingia bartramia in Amoenitates Academicae.[4][5] In 1917, Elmer Drew Merrill changed the name to Commersonia bartramia in his book, An Interpretation of Rumphius's Herbarium Amboinense.[6][7]
The specific epithet (bartramia) honours the American botanist, John Bartram.[3]
Commersonia bartramia grows in rainforest, and along creeks and gullies near the edges of rainforest. It is a common species in regrowth areas of rainforest and occurs from southern China to as far south as the Bellinger River in New South Wales.[3][8]
Commersonia bartramia, commonly known as brown kurrajong, is a species of flowering plant in the family Malvaceae and is native to Southeast Asia, the Northern Territory, Queensland and New South Wales. It is a tree or shrub with heart-shaped to egg-shaped leaves much paler on the lower surface, and sometimes with fine, irregular teeth on the edges.
Andilau[4] atau durian tupai (Commersonia bartramia (L.) Merr.) adalah sejenis pohon kecil dari suku Malvaceae (sebelumnya Sterculiaceae). Perdu ini menyebar mulai dari India, Asia Tenggara, Tiongkok selatan, melalui Nusantara hingga ke Pasifik. Nama-nama lokalnya, di antaranya, andilo, longa-longa (Bat.); kamĕsèn (Sim.); andilau (Mink.); durian tupai (Mly.); endilau udang, nilau, nilau rusa, halupang, harlupang (Palemb.); mĕntĕnuk, senar, teling, telinting (Bangka); ki handèong, ki oray, ki careuh (Sd.); blèncong (Jw.); kalababa (Ternate); lisau (Tidore); sowèn, kai puti, lino, mangilo (aneka dialek di Sulut).[5] Juga kayu morong, kayu totara,[6] atau marong, morong merah, hunut[1] (Amb.); serta wawar (Jw.).[7] Dalam bahasa Inggris, ia dikenal sebagai Brown kurrajong atau Scrub Christmas tree.[8][9]
Pohon kecil, tinggi 1-15 m; ranting-ranting terselimut rapat oleh rambut bintang,[7] kekuningan.[10] Daun-daun tunggal; bertangkai, berambut halus; dengan daun penumpu kecil serupa jumbai menjari.[10] Helaian daun bundar, bundar telur, hingga bundar telur lanset, 6-30 × 2,5-25 cm; dengan pangkal bentuk jantung atau terpancung yang tidak sama sisi; tepinya bergigi bergerigi halus; sisi bawah daun berambut pendek abu-abu seperti beledu.[7]
Perbungaan berupa malai payung tambahan (cyme) di ketiak daun, di samping atau berhadapan dengan daun;[7] 3-21 cm, bercabang banyak.[10] Bunga kecil-kecil, lk. 5 mm garis tengahnya; kelopak bunga bercangap-5, taju bundar telur, lk. 4 mm, putih; mahkota 5 helai, dengan pangkal lebar melengkung dan helaian bentuk garis talang, 3-3,5 mm, putih, acap kali menggulung.[7] Benang sari 5 buah, panjang lk. 0,5 mm, berseling dengan 5 staminodia lk. 1,5 mm panjangnya.[10] Buah kotak bentuk bola, mengayu, dengan rambut sikat yang panjang dan rapat, garis tengahnya lk. 2,5 cm (dengan rambut sikatnya), dengan 5 katup yang membuka menurut ruang.[7] Biji bentuk jorong (eliptis), cokelat-hitam, mengilap.[10]
Pohon kecil ini terutama ditemukan di hutan-hutan sekunder,[11] tempat-tempat terbuka di hutan, tebing atau tepi hutan.[10] Tumbuhan ini menyukai wilayah-wilayah dengan musim kemarau yang lemah, pada tempat dengan banyak sinar matahari atau yang sedikit teduh; sampai elevasi 1.250 m dpl.[7] Di belahan bumi utara, berbunga antara Februari-Oktober;[10] sedangkan di Australia antara Desember-Februari.[12]
Andilau menyebar secara alami mulai dari India, Asia Tenggara (Vietnam, Malaysia, Indonesia, dan Filipina), ke timur hingga Tiongkok selatan (Guangdong, Guangxi, Yunnan selatan), dan ke selatan hingga Australia utara,[10] termasuk pula di Papua.[13]
Kayu andilau merupakan kayu yang ringan, liat, dan kurang awet; akan tetapi dapat dipakai sebagai kayu ramuan rumah, konstruksi atap, pagar halaman, dan aneka kebutuhan kayu perkakas sehari-hari.[6] Hanya saja, kayu-kayu ini umumnya berukuran kecil, bengkok-bengkok, dan tidak begitu awet, sehingga tidak banyak dimanfaatkan kecuali sebagai kayu bakar.[5]
Pepagan bagian dalamnya diolah menjadi serat, yang dapat dipintal menjadi tali, atau dianyam menjadi tikar kasar untuk menjemur padi.[5] Orang-orang Aborigin di Australia memanfaatkan tali andilau untuk membuat jaring ikan dan jerat kanguru.[12] Pada masa peperangan Kompeni di Maluku, tali andilau ini dipakai sebagai pengganti sumbu meriam yang baik kualitasnya.[6]
Pohon andilau, dengan bunga-bunganya yang bertabur putih, cukup baik untuk ditanam sebagai pohon hias di taman.[12] Dengan sifat-sifatnya sebagai pohon pionir yang lekas tumbuh, andilau juga dimanfaatkan untuk revegetasi.[14]
Tumbuhan ini adalah yang dimaksud dalam peribahasa: "tercincang puar, tergerak andilau" (yakni, jika seseorang dihina, maka keluarga atau kaum kerabatnya akan merasa terhina pula).[15]
Ujung ranting dengan daun penumpu
Andilau atau durian tupai (Commersonia bartramia (L.) Merr.) adalah sejenis pohon kecil dari suku Malvaceae (sebelumnya Sterculiaceae). Perdu ini menyebar mulai dari India, Asia Tenggara, Tiongkok selatan, melalui Nusantara hingga ke Pasifik. Nama-nama lokalnya, di antaranya, andilo, longa-longa (Bat.); kamĕsèn (Sim.); andilau (Mink.); durian tupai (Mly.); endilau udang, nilau, nilau rusa, halupang, harlupang (Palemb.); mĕntĕnuk, senar, teling, telinting (Bangka); ki handèong, ki oray, ki careuh (Sd.); blèncong (Jw.); kalababa (Ternate); lisau (Tidore); sowèn, kai puti, lino, mangilo (aneka dialek di Sulut). Juga kayu morong, kayu totara, atau marong, morong merah, hunut (Amb.); serta wawar (Jw.). Dalam bahasa Inggris, ia dikenal sebagai Brown kurrajong atau Scrub Christmas tree.
Commersonia bartramia là một loài thực vật có hoa trong họ Cẩm quỳ. Loài này được (L.) Merr. mô tả khoa học đầu tiên năm 1917.[1]
Commersonia bartramia là một loài thực vật có hoa trong họ Cẩm quỳ. Loài này được (L.) Merr. mô tả khoa học đầu tiên năm 1917.