Deskripsi
(
印尼語
)
由EOL authors提供
Palolo viridis memiliki tubuh yang tersegmentasi seperti anelida lainnya. Panjang tubuhnya dapat mencapai 1 meter. Pada bagian ujung kepalanya terdapat tentakel yang digunakan sebagai indra peraba dan mulut yang kompleks. Cacing Palolo dapat di temukan di perairan tropis dan subtropis. Mereka hidup di dalam air di bawah karang dan celah-celah batuan. Hampir sebagian besar hidup cacing palolo bersembunyi di bwah karang dan celah batuan seperti polychaeta lainnya. Badannya terbagi menjadi segmen-segmen yang identik. Siklus hidup cacing pada tahap ini disebut atoke, dimana cacing belum memasuki fase reproduksi. Namun seiring berjalannya waktu dan pergantian musim, saat musim kawin tiba, cacing akan mengalami perubahan yang terlihat jelas. Pada bagian belakang tubuh cacing, tumbuh segmen baru hingga terbentuk rantai segmen identik yang tergantung di belakang atoke. Bagian baru yang tumbuh ini disebut epitoke, yaitu bagian yang berperan dalam reproduksi. Masing masing segmen dari epitoke sama persis dengan segmen epitoke lainnya, dan berisi telur dan sperma. Bagian permukaan epitoke memiliki satu bintik mata yang digunakan untuk mengetahui siang dan malam, namun tidak dapat mengetahui bentuk suatu objek. Sejumlah besar cacing ini dengan epitoke yang sudah siap untuk dilepas menunggu suatu pertanda untuk mulai melakukan reproduksi. Pertanda yang digunakan adalah bulan, yaitu pada saat bulan memasuki awal quarter akhir, semua cacing akan melepaskan epitoke secara bersamaan. Epitoke yang telah terpisah dari atoke akan berenang menuju permukaan laut dan pada saat matahari terbit epitoke akan merekah dan mengeluarkan telur dan spermanya. Telur akan dibuahi secara cepat dan pada hari berikutnya , larva berukuran kecil telah terbentuk. Setelah terbawa arus selama dua atau tiga hari, larva akan mulai mencari tempat persembunyian mereka dimana mereka akan tumbuh menjadi cacing dewasa untuk melakukan reproduksi pada tahun berikutnya. Atoke akan kembali ke persembunyiannya dan mulai menumbuhkan epitoke baru untuk musim kawin berikutnya